Selasa, 22 Mei 2012

BATASAN TA'AT KEPADA ORANG TUA

secara umum kita di perintahkan taat kepada orang tua , wajib bagi kita taat kepada ke dua orang tua , baik yang di perintahkan nya itu sesuatu yang wajib , sunnah atau mubah , demikian pula bila orang tua melarang dari perbuatan yang haram , makruh atau sesuatu yang mubah , maka kita wajib mentaatinya , lebihdari itu kita wajib mendahulukan berbakti kepada orang tua dari pada perbuatan wajib kifayah dan sunnah , mengenai hal di atas , para ulama telah beristimbath dari kisah juraij yang hidup jauh sebelum masa nabi muhammad S.A.W yang di riwayatkan oleh imam bukhori dan muslim yang artinya : di riwayatkan dari abu hurairah R.A ,katanya " seorang yang bernama juraij sdang mengerjakan ibadah di sebuah sauma (tempat ibadah) lalu ibunya datang memanggil nya , "humaid berkata " abu rafi' pernah menerangkan kepadaku mengenai bagaimana abu hurairah meniru gaya ibu juraij ketika memanggil anak nya , sebagimana beliau mendapatkan nya dari rosulullah S.A.W yaitu  dengan meletakkan tangan nya di bagian kepala antara dahi dan telinga serta mengangkat kepala nya ," hai juraij ! aku ibumu , jawablah panggilanku ! ketika itu perempuan tersebut mendapati anak nya sedang shalat ,dengan keraguan juraij berkata kepada diri sendiri , " yaa allah , ibuku atau shalatku " tetapi juraij telah memilih untuk meneruskan shalat nya ,tidak berapa lama selepas itu , perempuan itu pergi untuk yang ke dua kali nya beliau memanggil " hai juraij ! aku ibumu , jawablah panggilan ku ! juraij bertanya lagi pada diri sendiri , yaa allah , ibuku atau shalatku , tetapi beliau masih lagi memilih meneruskan shalat nya ,oleh karena terlalu kecewa akhir nya perempuan itu berkata " yaa allah , sesungguh nya juraij adalah anak ku, aku sudah memanggil nya berulang kali 

Rabu, 22 Februari 2012

ARTI DAJJAL DAN YA'JUJ MA'JUJ

dajjal di sebutkan berulang-ulang dalam hadist , sedangkan ya'juj wa ma'juj bukan saja di sebutkan dalam hadist ,melainkan pula dalam alqur'an ,, dan kemunculan nya yang kedua kalinya ini di hubungkan dengan turun nya al masih putra maryam .
kata dajjal berasal dari kata dajala , yang artinya menutupi (sesuatu) . kamus lisanul arobi mengemukakan bberapa pendapat mengapa di sebut dajjal . menurut suatu pndapat ,ia di sebut dajjal karena ia adalah
pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan . pendapat yang lain mengatakan  karena ia menutupi bumi dengan bilangan nya yang besar , pendapat ketiga mengatakan ,karena ia menutupi manusia dengan kekafiran nya , pendapat ke empat mengatakan bahwa ia tersebar dan menutupi seluruh bumi .
pendapat lain mengatakan bahwa dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangan nya ke seluruh dunia  . artinya menutupi dunia dengan barang dagangan nya ,ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ia di juluki dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya , artinya ia menutupi maksud yang sebenar nya dengan kata2 palsu .

Menjaga lidah dari berbicara kecuali dalam hal yang baik Menjaga lidah dari berbicara kecuali dalam hal yang baik

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا {70} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا {71} [سورة الأحزاب].
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, nescaya Allah akan memperbaiki amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan rasulNya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang amat besar”.
Dan firman Allah:
 {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ {12} [سورة الحجرات].

Kamis, 09 Februari 2012

BUAH KEIKHLASAN

Telah kita ketahui ,betapa penting nya dan besar nya peranan ikhlas dalam sebuah amalan ,karena sebuah amalan tidak akan di terima di sisi allah jika pelakunya tidak mengikhlaskan amalan nya tersbut karena allah S.W.T . dan ada beberapa keutamaan dan buah yang bisa di petik dari sebuah keikhlasan kepada allah subhanahu wata'ala di antara nya adalah : 1: mendapatkan syafaatnya nabi S.A.W
sahabat abu hurairah R.A pernah bertanya kepada rosulullah s.a.w : "wahai rosulullah , siapakah orang yg paling bahagia dengan mendapatkan syafaat engkau pada hari kiamat nanti ? beliau menjawab read more

Minggu, 29 Januari 2012

PANDANGAN AHLUSSUNNAH TERHADAP SAHABAT NABI

pandangan yang jelek terhadap para sahabat nabi ,itulah yang menjadi kepercayaan kaum syi'ah mengenai para sahabat nabi s.a.w ,yang telah menyebar luaskan agama allah ,islam ,ke seluruh dunia , dan yang telah melaksanakan tugas da'wah dengan sebaik-baik nya ,melalui kekuatan mereka itulah allah s.w.t mengislamkan negeri-negeri romawi ,syam ,yaman, dan persia ,tanpa mereka islam tidak akan mempunyai negara atau kesultanan sebagaimana yang kita saksikan ,kenyataan ini merupakan janji allah azza wa jalla yang terdapat dalam surat annur ayat 55 yang artinya : dan allah telah berjanji kepada orang-orang di antara kalian yang beriman dan berbuat amal kebajikan , bahwa allah pasti akan menjadikan mereka  berkuasa di muka bumi ,sebagaimana allah telah menjadikan orang-orang sebelum kalian pernah berkuasa , dan allah pasti akan meneguhkan agama yang telah di ridhoinya bagi mereka , allah pasti akan menukar (keadaan) mereka ,dari keadaan serba ketakutan menjadi aman sentosa  .

Sabtu, 14 Januari 2012

HUKUM MENJUAL SPERMA PEJANTAN

Sering kali kita jumpai .terutama di pedesaan ,ada orang yang mempunyai sapi betina ,namun tidak memiliki sapi pejantan ,oleh karena itu dia perlu menyewa sapi pejantan milik tetangganya dengan sejumlah upah tertentu ,perbuatan ini adalah suatu hal yang terlarang berdasarkan hadist berikut ini .
عَنِ ابْنِ عُمَرَ - رضى الله عنهما - قَالَ نَهَى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - عَنْ عَسْبِ الْفَحْل

dari ibnu umar R.A ,dia berkata : nabi S.A.W melarang sperma pejantan .(HR.Bukhori ,no 2284) yang di maksud dengan " melarang sperma pejantan " dalam hadist di atas mencakup dua pengertian : 1 :jual beli sperma sejantan . 2:uang sewa karena mengawini betina . ibnu hajar mengatakan :apapun makna nya ,memperjual belikan sperma pejantan dan menyewakan pejantan itu haram karena sperma pejantan itu tidak bisa di ukur ,tidak di ketahui dan tidak bisa di serah terimakan" (Fathul Bari,jilid 6, hlm. 60, terbitan Dar Ath-Thaibah, Riyadh, cetakan ketiga, 1431 H)

kisah2 menakjubkan di afghanistan

Berikut ini ana Kutipkan Beberapa Kisah-Kisah Ajaib tentang Pertolongan ALLOH di Bumi Suci Afganistan, yang diambil dari buku “Ayyaturahman fi jihadil afgan” karangan As Syahid Syeikh.Dr Abdullah Azzam rohimahulloh.
Yang mana Kisah-kisah ini dituturkan langsung dari medan pertempuran dan ditulis oleh beliau dengan memperhatikan secara serius jalur periwayatan yang benar dari orang-orang terpercaya yang mengalami langsung kejadian-kejadian ajaib ini (Karomah)….
Sebagaimana yang kita ketahui beliau (As syahid Dr.Abdullah Azzam) tidak menulis isi buku ini melainkan setelah beliau merasa mantap akan kebanrannya.   Bahkan syeikh Abdul Aziz bin Baaz berkata dalam Kata Pengantar buku ini :
“Ini adalah kabar gembira,sebaik-baik kabar gembira yang memberikan berita kemenangan kepada mereka (|Mujahidin), insya Allah!”
Lalu juga Perkataan Dr.Umar Al-asyqar beliau berkata : “Yang Terpenting dari semunya adalah jalur periwayatan yang benar.Apabila riwayat kisah tersebut terdiri dari orang-orang yang jujur ,maka kita wajib menyebarluaskannya, baik Manusia Percaya atau tidak”..
Dilihat dari sisi logika manapun akan merasa heran dan tak percaya bagaimana Para mujahidin yang minim persenjataan ,minim personel dan tak memiliki jet tempur seperti musuh, dapat mengusir penjajah kuffar sebesar Uni Soviet yang ketika itu menjadi salah satu “Super Power Dunia”,dalam perang yang berlangsung secara 10 tahun. Hanya dengan keberanian para mujahidin serta pertolongan ALLOH lah yang dapat menyebabkan Musuh lari tunggang langgang dengan wajah kehinaan. Kita berdoa semoga NATO serta Amerika yang sekarang menyerang afganistan, akan mengalami nasib serupa dengan Uni Soviet, Amienn…..

32 Cara Berbakti kepada Orangtua

Oleh: Asy Syaikh Muhammad Jamil Zainu
1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.
2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.  

Batas minimal memandikan mayit

1. menghilangkan najis yang ada pada tubuh mayyit
2. mengguyurkan air secara merata ke seluruh tubuh mayit termasuk juga farjinya tsayyib (kemaluan wanita yang sudah tidak perawan) yang tampak ketika duduk atau bagian dalam alat kelamin laki-laki yang belum dikhitan (kulup)[1]
Keterangan:
Kusus mengenai anak laki-laki yang belum dikhitan (berkelopak kulit) jika air tidak bisa sampai kebawahnya maka hukumnya diperinci sebagai berikut :
a. Jika di bawah kelopak kulitnya suci, maka sebagai ganti membasuh adalah di tayammumi
b. Jika dibawah kelopak kulitnya najis yang tidak bisa dihilangkan kecuali dipotong. Maka haram memotongnya.
Mengenai penanganan laki-laki ini terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama’ :
Ø Menurut imam romli : cukup dikafani dan dikubur tanpa disholati
Ø Menurut imam ibnu hajar : ditayammumi kemudian disholati dan dikubur. Pendapat ibnu hajar ini mendapat dukungan dari syeikh al fadani, sebab mengubur mayit dengan tanpa disholati menandakan kurang adanya penghormatan.[2]
Sedangkan cara mentayammumi mayit yang praktis sebagai berikut :

sya'ir nya gus dur

استغفر الله ربّ البرايا # استتغفر الله من الخطا يا
ربّي زدني علما نافعا # ووفّقني عملا صالحا
يا رسول الله سلام عليك # يا رفيع الشان و الدرج
عطفة يا جيرة العالم # يا أهَيل الجود والكرم
Aku memohon ampun Ya Allah, Maha penerima taubat
Aku memohon ampun Ya Allah dari pada segala dosa,
Tambahkan kepadaku ilmu yang berguna, berikanlah aku amalan yang dimakbulkan,
Kurniakan kepadaku rezeki yg meluas, terimalah taubat kami dgn taubat nasuha…
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran

Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan 2X
Aku mulai merapalkan syair
Dengan memuji kepada Tuhan
Yang telah memberikan rahmat dan kenikmatan
Siang dan malam tanpa hitungan
Duh bolo konco priyo wanito

Ojo mung ngaji syare’at bloko
Gur pinter ndongeng nulis lan moco

Sejarah Singkat Imam Syafi'i

Nama dan Nasab
Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.
Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.
Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja.
istinbath. 

Sejarah Singkat Imam Hanafi

Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit al-Kufiy merupakan orang yang faqih di negeri Irak, salah satu imam dari kaum muslimin, pemimpin orang-orang alim, salah seorang yang mulia dari kalangan ulama dan salah satu imam dari empat imam yang memiliki madzhab. Di kalangan umat Islam, beliau lebih dikenal dengan nama Imam Hanafi.
Nasab dan Kelahirannya bin Tsabit bin Zuthi (ada yang mengatakan Zutha) At-Taimi Al-Kufi
Beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man Taimillah bin Tsa’labah. Beliau berasal dari keturunan bangsa persi. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H pada masa shigharus shahabah dan para ulama berselisih pendapat tentang tempat kelahiran Abu Hanifah, menurut penuturan anaknya Hamad bin Abu Hadifah bahwa Zuthi berasal dari kota Kabul dan dia terlahir dalam keadaan Islam. Adapula yang mengatakan dari Anbar, yang lainnya mengatakan dari Turmudz dan yang lainnya lagi mengatakan dari Babilonia.
Perkembangannya
Ismail bin Hamad bin Abu Hanifah cucunya menuturkan bahwa dahulu Tsabit ayah Abu Hanifah pergi mengunjungi Ali Bin Abi Thalib, lantas Ali mendoakan keberkahan kepadanya pada dirinya dan keluarganya, sedangkan dia pada waktu itu masih kecil, dan kami berharap Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa Ali tersebut untuk kami. Dan Abu Hanifah At-Taimi biasa ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutera, bahkan dia punya toko untuk berdagang kain yang berada di rumah Amr bin Harits.
Abu Hanifah itu tinggi badannya sedang, memiliki postur tubuh yang bagus, jelas dalam berbicara, suaranya bagus dan enak didengar, bagus wajahnya, bagus pakaiannya dan selalu memakai minyak wangi, bagus dalam bermajelis, sangat kasih sayang, bagus dalam pergaulan bersama rekan-rekannya, disegani dan tidak membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
Beliau disibukkan dengan mencari atsar/hadits dan juga melakukan rihlah untuk mencari hal itu. Dan beliau ahli dalam bidang fiqih, mempunyai kecermatan dalam berpendapat, dan dalam permasalahan-permasalahan yang samar/sulit maka kepada beliau akhir penyelesaiannya.

Sejarah Singkat Imam Malik

Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam. Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.''
Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.
Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.

Jumat, 13 Januari 2012

Status Orang Tua Nabi Muhammad SAW.

Hadis yang terdapat di Shahih Muslim
المعجم المفهرس[1]:
فلما قفّى دعاه فقال إنّ أبي وأباك في النار
م: الإيمان 88
521 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ، أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أَبِى؟ قَالَ: «فِى النَّارِ». فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ، فَقَالَ: «إِنَّ أَبِى وَأَبَاكَ فِى النَّارِ».[2]
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Bakr bin Abi Syaibah dari ‘Affan, dari Hammad bin Salamah, dari Tsabit, dari Anas bahwasanya ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw. “Wahai Rasulullah Saw! di mana bapakku?”. Kemudian Rasulullah Saw. menjawab, “Di neraka.” “Ketika lelaki tersebut berpaling, Nabi memanggilnya seraya berkata, “Sesungguhnya bapakku dan bapakmu berada di neraka.” (H.R. Muslim).
  1. 1. Abu Bakr bin Abi Syaibah
Nama lengkapnya adalah Abdillah bin Muhammad bin Abi Syaibah, Ibrahim bin ‘Utsuman bin Khuwasti Al-‘Absy, Budaknya Abu Bakr Al-Hafidz Al-Kufi.
Guru dan muridnya dalam periwayat Hadis. Gurunya adalah Abi Al-Ahwash, Abdullah bin Idris, Ibn Al-Mubarak, Ibn ‘Uyainah, Abi Khalid Al-Ahmar, ‘Affan, Jama’ah, dll. Muridnya adalah Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibn Majah, An-Nasi (meriwayatkan darinya melalui jalur Ahmad bin ‘Ali Al-Qadhi), dll.
Al-‘Ijli berkata: “Beliau adalah seorang yang tsiqah, hafal Hadis.” Abu Hatim dan Ibn Kharsy berkata: “Beliau adalah seorang yang tsiqah.” Ibn Qani’ berkata: “Beliau adalah seorang yang tsiqah tsabat.” Al-Bukhari dan banyak orang berkata: “Beliau wafat pada tahun 235 H, bulan Muharram.[3]

Tentang isa datang bersama 70.000 orang yahudi

Hadis yang terdapat di Sunan Ibn Majah
المعجم المفهرس[1]:
إذ نزل عليهم عيسى بن مريم الصبح
جه: فتن 33
4077- حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ الْمُحَارِبِىُّ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَافِعٍ أَبِى رَافِعٍ عَنْ أَبِى زُرْعَةَ السَّيْبَانِىِّ يَحْيَى بْنِ أَبِى عَمْرٍو عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَكَانَ أَكْثَرُ خُطْبَتِهِ حَدِيثًا حَدَّثَنَاهُ عَنِ الدَّجَّالِ وَحَذَّرَنَاهُ فَكَانَ مِنْ قَوْلِهِ أَنْ قَالَ « إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلاَّ حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ الأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لاَ مَحَالَةَ وَإِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا بَيْنَ ظَهْرَانَيْكُمْ فَأَنَا حَجِيجٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ وَإِنْ يَخْرُجْ مِنْ بَعْدِى فَكُلُّ امْرِئٍ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللَّهُ خَلِيفَتِى عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَإِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ خَلَّةٍ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَيَعِيثُ يَمِينًا وَيَعِيثُ شِمَالاً. يَا عِبَادَ اللَّهِ أَيُّهَا النَّاسُ فَاثْبُتُوا فَإِنِّى سَأَصِفُهُ لَكُمْ صِفَةً لَمْ يَصِفْهَا إِيَّاهُ نَبِىٌّ قَبْلِى إِنَّهُ يَبْدَأُ فَيَقُولُ أَنَا نَبِىٌّ وَلاَ نَبِىَّ بَعْدِى ثُمَّ يُثَنِّى فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ. وَلاَ تَرَوْنَ رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا وَإِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ وَإِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ أَوْ غَيْرِ كَاتِبٍ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنَّ مَعَهُ جَنَّةً وَنَارًا فَنَارُهُ جَنَّةٌ وَجَنَّتُهُ نَارٌ فَمَنِ ابْتُلِىَ بِنَارِهِ فَلْيَسْتَغِثْ بِاللَّهِ وَلْيَقْرَأْ فَوَاتِحَ الْكَهْفِ فَتَكُونَ عَلَيْهِ بَرْدًا وَسَلاَمًا كَمَا كَانَتِ النَّارُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَقُولَ لأَعْرَابِىٍّ أَرَأَيْتَ إِنْ بَعَثْتُ لَكَ أَبَاكَ وَأُمَّكَ أَتَشْهَدُ أَنِّى رَبُّكَ فَيَقُولُ نَعَمْ. فَيَتَمَثَّلُ لَهُ شَيْطَانَانِ فِى صُورَةِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَقُولاَنِ يَا بُنَىَّ اتَّبِعْهُ فَإِنَّهُ رَبُّكَ. وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يُسَلَّطَ عَلَى نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَيَقْتُلَهَا وَيَنْشُرَهَا بِالْمِنْشَارِ حَتَّى يُلْقَى شِقَّتَيْنِ ثُمَّ يَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عَبْدِى هَذَا فَإِنِّى أَبْعَثُهُ الآنَ ثُمَّ يَزْعُمُ أَنَّ لَهُ رَبًّا غَيْرِى. فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ وَيَقُولُ لَهُ الْخَبِيثُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّىَ اللَّهُ وَأَنْتَ عَدُوُّ اللَّهِ أَنْتَ الدَّجَّالُ وَاللَّهِ مَا كُنْتُ بَعْدُ أَشَدَّ بَصِيرَةً بِكَ مِنِّى الْيَوْمَ ». قَالَ أَبُو الْحَسَنِ الطَّنَافِسِىُّ فَحَدَّثَنَا الْمُحَارِبِىُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ الْوَلِيدِ الْوَصَّافِىُّ عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِى سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « ذَلِكَ الرَّجُلُ أَرْفَعُ أُمَّتِى دَرَجَةً فِى الْجَنَّةِ ». قَالَ قَالَ أَبُو سَعِيدٍ وَاللَّهِ مَا كُنَّا نُرَى ذَلِكَ الرَّجُلَ إِلاَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ. قَالَ الْمُحَارِبِىُّ ثُمَّ رَجَعْنَا إِلَى حَدِيثِ أَبِى رَافِعٍ قَالَ « وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَأْمُرَ السَّمَاءَ أَنْ تُمْطِرَ فَتُمْطِرَ وَيَأْمُرَ الأَرْضَ أَنْ تُنْبِتَ فَتُنْبِتَ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَمُرَّ بِالْحَىِّ فَيُكَذِّبُونَهُ فَلاَ تَبْقَى لَهُمْ سَائِمَةٌ إِلاَّ هَلَكَتْ وَإِنَّ مِنْ فِتْنَتِهِ أَنْ يَمُرَّ بِالْحَىِّ فَيُصَدِّقُونَهُ فَيَأْمُرَ السَّمَاءَ أَنْ تُمْطِرَ فَتُمْطِرَ وَيَأْمُرَ الأَرْضَ أَنْ تُنْبِتَ فَتُنْبِتَ حَتَّى تَرُوحَ مَوَاشِيهِمْ مِنْ يَوْمِهِمْ ذَلِكَ أَسْمَنَ مَا كَانَتْ وَأَعْظَمَهُ وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ وَأَدَرَّهُ ضُرُوعًا وَإِنَّهُ لاَ يَبْقَى شَىْءٌ مِنَ الأَرْضِ إِلاَّ وَطِئَهُ وَظَهَرَ عَلَيْهِ إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةَ لاَ يَأْتِيهِمَا مِنْ نَقْبٍ مِنْ نِقَابِهِمَا إِلاَّ لَقِيَتْهُ الْمَلاَئِكَةُ بِالسُّيُوفِ صَلْتَةً حَتَّى يَنْزِلَ عِنْدَ الظُّرَيْبِ الأَحْمَرِ عِنْدَ مُنْقَطَعِ السَّبَخَةِ فَتَرْجُفُ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلاَثَ رَجَفَاتٍ فَلاَ يَبْقَى مُنَافِقٌ وَلاَ مُنَافِقَةٌ إِلاَّ خَرَجَ إِلَيْهِ فَتَنْفِى الْخَبَثَ مِنْهَا كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَيُدْعَى ذَلِكَ الْيَوْمُ يَوْمَ الْخَلاَصِ ». فَقَالَتْ أُمُّ شَرِيكٍ بِنْتُ أَبِى الْعُكَرِ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَأَيْنَ الْعَرَبُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « هُمْ يَوْمَئِذٍ قَلِيلٌ وَجُلُّهُمْ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَإِمَامُهُمْ رَجُلٌ صَالِحٌ فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّى بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ الإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِى الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيسَى يُصَلِّى بِالنَّاسِ فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ تَقَدَّمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّى بِهِمْ إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ افْتَحُوا الْبَابَ. فَيُفْتَحُ وَوَرَاءَهُ الدَّجَّالُ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفِ يَهُودِىٍّ كُلُّهُمْ ذُو سَيْفٍ مُحَلًّى وَسَاجٍ فَإِذَا نَظَرَ إِلَيْهِ الدَّجَّالُ ذَابَ كَمَا يَذُوبُ الْمِلْحُ فِى الْمَاءِ وَيَنْطَلِقُ هَارِبًا وَيَقُولُ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ إِنَّ لِى فِيكَ ضَرْبَةً لَنْ تَسْبِقَنِى بِهَا. فَيُدْرِكُهُ عِنْدَ بَابِ اللُّدِّ الشَّرْقِىِّ فَيَقْتُلُهُ فَيَهْزِمُ اللَّهُ الْيَهُودَ فَلاَ يَبْقَى شَىْءٌ مِمَّا خَلَقَ اللَّهُ يَتَوَارَى بِهِ يَهُودِىٌّ إِلاَّ أَنْطَقَ اللَّهُ ذَلِكَ الشَّىْءَ لاَ حَجَرَ وَلاَ شَجَرَ وَلاَ حَائِطَ وَلاَ دَابَّةَ - إِلاَّ الْغَرْقَدَةَ فَإِنَّهَا مِنْ شَجَرِهِمْ لاَ تَنْطِقُ - إِلاَّ قَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ الْمُسْلِمَ هَذَا يَهُودِىٌّ فَتَعَالَ اقْتُلْهُ ». قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

nabi Isa akan turun di masjid bermenara putih sebelah timur Damaskus


المعجم المفهرس[1]:
إذ بعث الله عيسى بن مريم فينزل عند منارة البيضاء
جه: فتن 33
Hadis yang terdapat dalam Sunan Ibn Majah

4075 - حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ حَدَّثَنِى عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ حَدَّثَنِى أَبِى أَنَّهُ سَمِعَ النَّوَّاسَ بْنَ سَمْعَانَ الْكِلاَبِىَّ يَقُولُ ذَكَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الدَّجَّالَ الْغَدَاةَ فَخَفَضَ فِيهِ وَرَفَعَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ فِى طَائِفَةِ النَّخْلِ فَلَمَّا رُحْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَرَفَ ذَلِكَ فِينَا فَقَالَ « مَا شَأْنُكُمْ ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَكَرْتَ الدَّجَّالَ الْغَدَاةَ فَخَفَضْتَ فِيهِ ثُمَّ رَفَعْتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ فِى طَائِفَةِ النَّخْلِ. قَالَ « غَيْرُ الدَّجَّالِ أَخْوَفُنِى عَلَيْكُمْ إِنْ يَخْرُجْ وَأَنَا فِيكُمْ فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمْ وَإِنْ يَخْرُجْ وَلَسْتُ فِيكُمْ فَامْرُؤٌ حَجِيجُ نَفْسِهِ وَاللَّهُ خَلِيفَتِى عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ عَيْنُهُ قَائِمَةٌ كَأَنِّى أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ فَمَنْ رَآهُ مِنْكُمْ فَلْيَقْرَأْ عَلَيْهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الْكَهْفِ إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ خَلَّةٍ بَيْنَ الشَّامِ وَالْعِرَاقِ فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالاً يَا عِبَادَ اللَّهِ اثْبُتُوا ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا لُبْثُهُ فِى الأَرْضِ قَالَ « أَرْبَعُونَ يَوْمًا يَوْمٌ كَسَنَةٍ وَيَوْمٌ كَشَهْرٍ وَيَوْمٌ كَجُمُعَةٍ وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمْ ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِى كَسَنَةٍ تَكْفِينَا فِيهِ صَلاَةُ يَوْمٍ قَالَ « فَاقْدُرُوا لَهُ قَدْرًا ». قَالَ قُلْنَا فَمَا إِسْرَاعُهُ فِى الأَرْضِ قَالَ « كَالْغَيْثِ اشْتَدَّ بِهِ الرِّيحُ ». قَالَ « فَيَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ أَنْ تُمْطِرَ فَتُمْطِرَ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ أَنْ تُنْبِتَ فَتُنْبِتَ وَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًى وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ مَا بِأَيْدِيهِمْ شَىْءٌ ثُمَّ يَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِى كُنُوزَكِ فَيَنْطَلِقُ فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ ثُمَّ يَدْعُو رَجُلاً مُمْتَلِئًا شَبَابًا فَيَضْرِبُهُ بِالسَّيْفِ ضَرْبَةً فَيَقْطَعُهُ جِزْلَتَيْنِ رَمْيَةَ الْغَرَضِ ثُمَّ يَدْعُوهُ فَيُقْبِلُ يَتَهَلَّلُ وَجْهُهُ يَضْحَكُ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأْسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ يَنْحَدِرُ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ وَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ أَنْ يَجِدَ رِيِحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَنْطَلِقُ حَتَّى يُدْرِكَهُ عِنْدَ بَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى قَوْمًا قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ فَيَمْسَحُ وُجُوهَهُمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ أَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ يَا عِيسَى إِنِّى قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِى لاَ يَدَانِ لأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ وَأَحْرِزْ عِبَادِى إِلَى الطُّورِ. وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ كَمَا قَالَ اللَّهُ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ الطَّبَرِيَّةِ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا ثُمَّ يَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ فِى هَذَا مَاءٌ مَرَّةً وَيَحْضُرُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ.
وَيَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَلاَ يَجِدُونَ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ قَدْ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ وَدِمَاؤُهُمْ فَيَرْغَبُونَ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ فَيُرْسِلُ عَلَيْهِمْ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَطَرًا لاَ يُكِنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُهُ حَتَّى يَتْرُكَهُ كَالزَّلَقَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ فَتُشْبِعُهُمْ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارِكُ اللَّهُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى إِنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ تَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ تَكْفِى الْقَبِيلَةَ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ تَكْفِى الْفَخِذَ. فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى سَائِرُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ كَمَا تَتَهَارَجُ الْحُمُرُ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».[2]
  1. 1.      Hisyam bin Ammar
            Nama lengkapnya adalah Hisyam bin Ammar bin Nushair bin Maisarah bin Aban As-Sulmi.
            Guru dan muridnya dalam periwayatan Hadis. Gurunya adalah Ibrahim bin A’yun, Yahya bin Hamzah Al-Hadhrami, Yahya bin Sulaim Ath-Tha`ifi, dll. Muridnya adalah Al-Bukhari, Abu Daud, An-Nasa`i, Ibn Majah, dll.
selamat datang di komunitas pesantren