Rabu, 22 Februari 2012

ARTI DAJJAL DAN YA'JUJ MA'JUJ

dajjal di sebutkan berulang-ulang dalam hadist , sedangkan ya'juj wa ma'juj bukan saja di sebutkan dalam hadist ,melainkan pula dalam alqur'an ,, dan kemunculan nya yang kedua kalinya ini di hubungkan dengan turun nya al masih putra maryam .
kata dajjal berasal dari kata dajala , yang artinya menutupi (sesuatu) . kamus lisanul arobi mengemukakan bberapa pendapat mengapa di sebut dajjal . menurut suatu pndapat ,ia di sebut dajjal karena ia adalah
pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan . pendapat yang lain mengatakan  karena ia menutupi bumi dengan bilangan nya yang besar , pendapat ketiga mengatakan ,karena ia menutupi manusia dengan kekafiran nya , pendapat ke empat mengatakan bahwa ia tersebar dan menutupi seluruh bumi .
pendapat lain mengatakan bahwa dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang dagangan nya ke seluruh dunia  . artinya menutupi dunia dengan barang dagangan nya ,ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ia di juluki dajjal karena mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan hatinya , artinya ia menutupi maksud yang sebenar nya dengan kata2 palsu .
READ MORE

kata ya'juj dan ma'juj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan yaf'ul : kata ajij artinya nyala api , tetapi kata ajja berarti pula asra'a ,makna nya berjalan cepat , itulah makna yang tertera dalam kamus lisanul arobi , ya'juj wa ma'juj dapat pula di ibaratkan sebagai api menyala dan air brgelombang , karena hebat nya gerakan .

kata dajjal tak tertera dalam al-qur'an ,tetapi dalam hadist shahih di terangkan ,bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dri surat al-kahfi melindungi orang dari fitnah nya dajjal , jadi menurut hadist ini , alqur'an memberi isyarat siapakah dajjal itu , mengenai hal ini di terangkan dalam kitab hadist yang amat shahih sebagai berikut :
barang siapa hafal sepuluh ayat pertama surat al-kahfi , ia akan selamat dari (fitnah nya ) dajjal .
barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat al-kahfi , ia akan selamat dari (fitnah nya ) dajjal

boleh jadi ,dalam menyebut sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayt terakhir itu yang di tuju ialah seluruh surat al-kahfi yan melukiskan ancaman nasrani yang beraspek dua ,yang satu bersifat ke agamaan dan yang lain bersifat keduniaan ,bacalah sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat al-kahfi ,anda akan melihat terang-terangan bahwa yang di bicarakan dalam dua tempat itu adalah ummat nasrani

mula-mula di huraikan aspek keagamaan ,yang dalam waktu itu nabi muhammad s.a.w di katakan sebagai orang yang memberi peringatan umum kepada seluruh manusia (ayat 2) ,lalu dikatakan sebagai orang yang memberi peringatan khusus kepada ummat nasrani (ayat 4), yaitu ummat yang berkata bahwa allah memungut anak laki-laki ,demikianlah bunyi nya :
" segala puji kepunyaan allah yang menurunkan kitab kepada hamba nya ..... agar ia memberi peringatan tentang siksaan yang dahsyat dari dia .... dan ia memperingatkan orang-orang yang berkata bahwa allah memungut anak laki-laki " (18:1-4)

terang skali bahwa yang di tuju oleh ayat tersebut adalah ummat nasrani ,yang ajaran pokok agamanya ialah tuhan mempunyai anak laki-laki . dalam sepuluh ayat terakhir surat al-kahfi di huraikan seterang-terangnya ,bahwa ummat nasrani mencapai hasil gemilang di lapangan duniawi .demikian lah bunyi nya :
" apakah orang-orang kafir mengira bahwa mereka dapat mengambil hambaku sebagai pelindung selain aku ?.....katakanlah apakah kami beritahukan kepada kamu orang-orang yang paling rugi perbuatan nya ?(yaitu )orang yang tersesat jalan nya dalam kehidupan dunia ,dan mereka mengira bahwa mereka adalah orang yang mempunyai keahlian dalam membuat barang-barang " (18:102-104)

ini adalah gambaran tentang bangsa-bangsa barat yang di ramalkan dengan kata-kata yang jelas ,membuat barang adalah keahlian dan kebanggaan umat nasrani dan ciri-ciri inilah yang di tuju oleh ayat tersebut ,mereka berlomba-lomba membuat barang2 dan mereka begitu sibuk dalam urusan ini , sehingga penglihatan mreka akan nilai2 kehidupan yang tinggi ,menjadi kabur sama sekali ,membuat barang2 adalah satu2 nya tujuan hidup mereka di dunia , jadi sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir surat al-kahfi menerangkan dengan jelas bahayanya ajaran kristiani di lapangan kebendaan , dan inilah yang di maksud dengan fitnah nya dajjal.

Ya'juj wa-Ma'juj dihuraikan dua kali dalam Al-Quran. Yang pertama dihuraikan dalam surah al-Kahfi, sehubungan dengan huraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirnya surah al-Kahfi, dihuraikan tentang perjalanan Raja Dzul-Qarnain* ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya.
Ternyata bahawa menurut sejarah, raja ini ialah raja Parsi yang bernama Darius I. Diterangkan dalam surah tersebut, bahawa perjalanan beliau yang pertama, berakhir di laut Hitam. "Sampai tatkala ia mencapai hujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam dalam sumber yang berlumpur hitam." (18:86). Ternyata bahawa yang dimaksud sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam.
Selanjutnya dihuraikan dalam surah tersebut, kisah perjalanan beliau ke Timur "Sampai tatkala ia mencapai tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan dari (matahari) itu" (18:90). Selanjutnya dihuraikan tentang perjalanan beliau ke Utara. "Sampai tatkala ia mencapai (suatu tempat) di antara dua bukit" (18:93).

Yang dimaksud dua bukit ialah pergunungan Armenia dan Azerbaijan. Dalam perjalanan ke Utara ini, raja Dzul-Qarnain berjumpa dengan suatu kaum yang berlainan bahasanya, ertinya, mereka tak mengerti bahasa Parsi. Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja Dzul-Qarnain sbb: "Wahai Dzul-Qarnain! Sesungguhnya Ya'juj wa-Ma'juj itu membuat kerosakan di bumi. Bolehkah kami membayar ufti kepada engkau, dengan syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami dan mereka" (18:94).  

Selanjutnya Al-Qur'an menerangkan, bahawa raja Dzul-Qarnain benar-benar membangun sebuah tembok** dan sehubungan dengan itu, Al-Qur'an menyebut-nyebut besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu gerbang:

"Berilah aku tompokan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi ruangan di antara dua bukit, ia berkata: 'Bawalah ke mari cairan tembaga yang akan kutuangkan di atasnya' (18:96). Dalam ayat 97 diterangkan, bahawa tatkala tembok itu selesai, mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) tak dapat menaiki itu, dan tak dapat pula melubangi itu. Dalam ayat 98, raja Dzul-Qarnain menerangkan, bahawa bagaimanapun kuatnya, tembok ini hanya akan berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tembok ini akan runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain. "Dan pada hari itu, Kami akan membiarkan sebahagian mereka (Ya'juj wa-Ma'juj) bertempur melawan sebahagian yang lain" (18:99).
*[Kata Dzul-Qarnain makna aslinya "mempunyai dua tanduk", tetapi dapat bererti pula "orang yang memerintah dua generasi", atau, "orang yang memerintah dua kerajaan. Makna terakhir ini diberikan oleh musafir besar Ibnu Jarir. Dalam kitab perjanjian lama, Kitab Nabi Daniel, terdapat huraian tentang impian nabi Daniel, di mana ia melihat seekor domba bertanduk dua. Impian itu ditafsirkan dalam al-Kitab dengan kata-kata sebagai berikut: "Adapun domba jantan, yang telah kau lihat dengan tanduk dua pucuk, iaitu raja Media dan Parsi, (Daniel 8:20). Di antara raja Media dan Parsi, yang paling sesuai dengan gambaran Al-Quran, ialah raja Darius I (521-485 sebelum Kristus)
Jewish Encyclopaedia menerangkan sbb : "Darius adalah negarawan yang ulung. Peperangan yang beliau lakukan hanyalah dimaksud untuk membulatkan tapal-batas kerajaannya, iaitu di Armenia, Kaukasus, India, sepanjang gurun Turania dan dataran tinggi Asia Tengah". Pendapat ini dikuatkan oleh Encyclopaedia Britannica sbb: "Tulisan yang diukir dalam batu menerangkan bahawa raja Darius adalah pemeluk agama Zaratustra yang setia. Tetapi beliau juga seorang negarawan yang besar. Pertempuran yang beliau lakukan, hanyalah untuk memperolehi tapal-batas alam yang kuat bagi kerajaannya, demikian pula untuk menaklukkan suku bangsa biadab di daerah perbatasan. Jadi, raja Darius menaklukkan bangsa biadab di pegunungan Pontic dan Atmenia,dan meluaskan kerajaan Parsia sampai Kaukasus"].
**[Rintangan atau tembok yang dihuraikan di sini ialah tembok yang termasyhur di Derbent (atau Darband) yang terletak di pantai Laut Caspean. Dalam kitab Marasidil - Ittila', kitab ilmu-bumi yang termasyur, terdapat uraian tentang hal itu. Demikian pula dalam kitabnya lbnu at-Faqih. Encyclopaedia Biblica menjelaskan tembok itu sbb :.Derbent atau Darband adalah sebuah kota kerajaan Parsi di Kaukasus, termasuk propinsi Daghistan, di pantai Barat laut Caspean… Di ujung sebelah Selatan, terletak Tembok Kaukasus yang menjulang ke laut, yang panjangnnya 50 mil, yang disebut Tembok Alexander…Tembok ini seluruhnya mempunyai ketinggian 29 kaki, dan tebal ± 10 kaki; dan dengan pintu gerbangnya yang dibuat dari besi, dan berpuluh-puluh menara-pengintai, merupakan pertahanan tapal-batas kerajaan Parsi yang kuat]. 

Tidak ada komentar:

selamat datang di komunitas pesantren