Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا {70} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا {71} [سورة الأحزاب].
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, nescaya Allah akan memperbaiki amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan rasulNya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang amat besar”.
Dan firman Allah:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ {12} [سورة الحجرات].
READ MORE
“Hai orang-orang yang beriman jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan pula sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lainnya, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?, maka tentulah kamu akan merasa jijik terhadapnya, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”.
juga berfirman allah :
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا {70} يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا {71} [سورة الأحزاب].
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, nescaya Allah akan memperbaiki amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan rasulNya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang amat besar”.
Dan firman Allah:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ {12} [سورة الحجرات].
READ MORE
“Hai orang-orang yang beriman jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan jangan pula sebahagian kamu mengumpat sebahagian yang lainnya, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?, maka tentulah kamu akan merasa jijik terhadapnya, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”.
juga berfirman allah :
{وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ
وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ
الْوَرِيدِ {16} إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ
الشِّمَالِ قَعِيدٌ {17} مَا يَلْفِظُ
مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ {18} [سورة ق ].
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat
lehernya, (iaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di
sebelah kanan dan yang lainnya di
sebelah kiri, tiada satu perkataan
pun yang diucapkannya melainkan di
sisinya ada malaikat yang siap mengawasi”.
Dan firman Allah lagi:
{وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا {58}
[سورة الأحزاب].
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka sungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata”.
dalam sohih imam muslim ,hadist no (2589) dari abu hurairah r.a bahwa rosulullah s.a.w bersabda :
((أَتَدْرُوْنَ مَا اْلغِيْبَةُ؟،
قَالُوْا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ،
قِيْلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟، قَالَ: إِنْ كَانَ
فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ فَقَدْ
بَهَتَّهُ)).
“Apakah kalian tahu apa itu ghibah (ngumpat)"?, para sahabat menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih tahu,
Rasulullah bersabda: Engkau menyebut tentang saudaramu sesuatu yang tidak disukainya, lalu beliau ditanya:
bagaimana kalau hal yang aku ceritakan tersebut terbukti padanya?, beliau
menjawab: jika terbukti padanya apa yang engkau sebut tersebut maka sesungguhnya
engkau telah mengumpatnya, dan jikalau tidak terdapat padanya maka sesungguhnya engkau
telah berbuat kebohongan tentangnya”.
Imam Muslim meriwayatkan pula dari sahabat Jabir,
hadits no (65) dengan lafaz yang sama dengan hadits Abdullah bin Umar yang
disebutkan Imam Bukhari tersebut.
Al Hafiz Ibnu Hajar mensyarahkannya: “Dalam hadits ini lidah lebih bersifat umum
bila dibandingkan dengan tangan; kerana lidah boleh membicarakan kejadian yang
berlalu, sekarang, dan yang akan datang, berbeza dengan tangan, boleh jadi ia
boleh ikut serta membantu lidah dalam hal yang demikian dengan tulisan, sehingga
ia mempunyai andil yang cukup besar dalam hal tersebut”.
Senada dengan makna ini berkata seorang
penya’ir:
Aku tulis, sesungguhnya aku yakin pada hari
penulisanku.
Bahawa tangan akan sirna dan akan kekal
goresannya.
Jika tulisan itu baik maka akan dibalasi dengan
semisalnya.
Dan jika tulisan itu buruk, aku akan menanggung
balasannya.
Dinukil dari sebahagian ulama: jikalau seandainya kalian yang membelikan kertas
untuk malaikat yang mencatat amalan, sesungguhnya kalian akan memilih lebih
banyak diam dari pada banyak bicara”.
- Imam Abu Hatim bin Hibbaan Al Busty berkata dalam kitabnya “Raudhatul ‘uqalaa’” halaman (45): “Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sihat bahawa ia selalu diam sampai datang waktunya untuk berbicara, betapa banyaknya orang yang menyesal setelah ia berbicara, dan sedikit orang yang menyesal apabila ia diam, orang yang paling panjang penderitaanya dan paling besar cubaanya adalah orang yang memiliki lidah yang lancang dan hati yang tertutup”.
- Dan ia (Ibnu Hibbaan) berkata lagi dalam kitabnya tersebut, halaman (47): “Suatu hal yang wajib dilakukan oleh orang yang memiliki akal sihat bahawa ia lebih banyak mempergunakan telinganya dari pada mulutnya, untuk ia ketahui kenapa dijadikan untuknya dua buah telinga satu buah mulut?, supaya ia lebih banyak mendengar dari pada berbicara, kerana apabila berbicara ia akan menyesalinya, tapi bila ia diam ia tidak akan menyesal, sebab menarik apa yang belum diucapkannya lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah diucapkannya, perkataan yang telah diucapkannya akan mengikutinya selalu, sedangkan perkataan yang belum diucapkannya ia mampu mengendalikannya
Imam Ibnu Hibbaan berkata lagi masih dalam kitabnya tersebut, halaman (49):
“Orang yang berakal sihat lidahnya di belakang hatinya, apabila ia ingin
berbicara, ia kembalikan kepada hatinya, jika hal itu baik untuknya baru ia
bicara, jikalau tidak maka ia tidak bicara, orang yang dungu (tolol) hatinya di
penghujung lidahnya, apa saja yang lewat di atas lidahnya ia ucapkan, tidaklah
faham tentang agama orang yang tidak dapat menjaga lidahnya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar